Jarak yang relatif mudah terjangkau dari Jakarta, menjadikan Sukabumi salah satu daerah tujuan wisatawan lokal. Dengan waktu tempuh kurang lebih 4-5 jam, mobil kami tiba di salah satu rumah di kawasan wisata Buniayu. Kebetulan, perjalananku kali ini kami menumpang di salah satu rumah teman yang memang tinggal di kawasan wisata buniayu. Lumayan untuk menghemat biaya penginapan... hehehe
.jpg) |
Pagi Buta - Mejeng dulu |
Kegiatan Caving (menyusur Goa) Buniayu kami mulai pagi-pagi sekali. Ada beberapa kloter keberangkatan tim yang menyusur Goa. Pagi, sekitar jam 7 dan siang jam 1. Aku, suamiku dan temanku ikut rombongan pagi. Karena hanya bertiga, kita harus numpang dengan tim lain agar jumlahnya minimal 7 orang, maksimal hingga 15 orang per team sekali keberangkatan. Sedangkan dalam satu pagi, bisa 3 team yang masuk ke Goa.
Deg-degan, tentu saja. Pengalaman baru bagiku untuk Caving. Biasanya, ya aku hiking. Memang dunia pecinta alam yang ku geluti waktu STM baru membawaku ke dunia hiking. Ya, sedikit2 belajar wall climbing juga.
 |
Briefing Sebelum Masuk Gua |
 |
Meluncur Ke Dalam Gua |
Lengkap dengan seragam khusus caving yang disediakan pengelola, kami bersiap masuk mulut gua satu per satu. Bergantian, kami meluncur ke dalam gua di kedalaman kurang lebih 30 Meter ke perut bumi.
Perjalanan dimulai dengan melewati batuan besar, agak berlumpur, kemudian jalur air. Keajaiban pun terhampar ruah didepan mata. Betapa Indahnya, betapa Maha Kuasanya Allah menjadikan perut bumi keindahan tak terkira.


Stalakmit & Stalaknit yang kami lewati, usianya ratusan bahkan jutaan tahun. Jelas dari bentuknya yang besar. Air dari permukaan tanah bisa meresap dan menjadi tetesan di dalam gua, prosesnya hampir satu tahun. Setiap 100 tahun, stalaknit baru tumbuh sepanjang 1 Cm.
Stalaknit yang dihadapan kami, panjangnya lebih dari 1 meter ! luar biasa. Kehadiran manusia di dalam gua, sepertinya jg akan sedikit mengganggu pertumbuhan stalaknit. Pemandu kami mengatakan, jika disentuh, maka pertumbuhannya akan melambat.
 |
Cukup Banyak Jalan Terjal |
Perjalanan makin seru, makin menarik. Semakin kedalam, semakin menakjubkan. Ya, ada keajaiban seindah itu, dalam kegelapan abadi. Siapa lagi yang berkuasa menciptakan ini semua?
Setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam, jalur mulai sulit. Berlumpur tebal sepaha orang dewasa ya kurang lebih 80 cm. Pemandu mengusulkan untuk melepas boot kami. supaya tidak tertinggal dalam lumpur.
 |
Dalam Lumpur |
Perjalanan lumpur ini, adalah medan tersulit. Selain melewati jalan berbatu, licin, curam, kemudian harus berjuang mengangkat kaki dari lumpur, dan, melewati tangga bambu dalam gua yang cukup menyeramkan. Sepertinya, keluar dari gua ini kami sudah lulus jadi kopasus. hehehe.
 |
Jalan Terjal |
Setelah melewati jalan berlumpur yang cukup dahsyat, akhirnya kami melihat cahaya. Ya, ujung gua nun jauh diatas sana. Bagai melihat puncak, kami semakin semangat untuk mendaki gunungan lumpur lebih keras. Alhamdulillah, sampai di mulut gua. Setelah kurang lebih 2,5 jam perjalanan.
Aku cukup heran, cepat sekali perjalanan kami. Sempat blogging sebelum memutuskan kesini, perjalanan ditempuh sekitar 4-5 jam. Padahal, di dalam gua sudah termasuk foto-foto.
Tubuh kami yang penuh lumpur, tidak mungkin rasanya kalau langsung kembali ke basecamp. Dengan pick up, kami menuju Curug Bibijilan. Main air, sambil bilas. Cuci bersih baju kami, sambil foto-foto. Airnya segar. Tempat wisata ini gratis (pada saat kami masuk kesana).
Bermain cukup puas, saatnya kembali ke tempat menginap, dan siap-siap kembali ke Jakarta.
Perjalanan yang amazing buatku dan suami. Jadi Honeymoonture yang tak terlupakan. :)
****
Harga Tiket Masuk Goa : Rp 80.000 / Orang (include Wearpack)
Harga Penginapan Disekitar Goa : Rp 100.000/Kamar
Harga Sewa Mobil Pick Up jemputan : Rp 10.000/orang (diserahkan langsung ke Supir)