Jumat, 27 Desember 2013

Should I Care ?

Sekelebat, bayang-bayang mereka dalam bisik itu menggangguku. Mereka, the haters, terus berusaha mencari celah kesalahan-kesalahanku. Mulai dari datang terlambat, sampai jumlah cutiku pun mereka 'perhatian' sekali.

Ya, aku bukanlah seorang karyawan yang baik. Iya, aku sering datang terlambat. Bukan aku tak mau datang lebih pagi. Keadaannya tak memungkinkan untuk datang lebih pagi.

Aku tak pernah membayangkan, the haters selalu ada buatku. Selalu ada dalam setiap sudut-sudut ruang kerja, untuk bergosip, tentang aku.

Aku ingin tak peduli. Jelas. Karena hal ini menghambatku untuk bergerak maju. Tapi, mereka benar. Aku memang salah. Aku mungkin pantas untuk jadi bahan gosip mereka. Karena, aku sadari, aku cukup tahu diri, siapa aku.


Jumat, 15 November 2013

Rok Mini & Selembar Kain

Dug-dug ser.... itulah perasaanku tiap melihat seorang wanita dengan rok mininya. Bukan... bukan karena aku gak normal. Tapi sebab aku geregetan, sedih, dan merasa, 'sayang banget' itu paha dipamerin.

Dijalan-jalan gak hanya 1-2 yang pakai rok mini. Tapi, gak terhitung deh. Lucunya, wanita-berok mini yang dibonceng naik motor itu, sebagian menutup pahanya dengan selembar kain. Entah itu pashmina, atau kain panjang lainnya, dililit dipinggannya, sehingga isi roknya tidak terlihat.

Heran. Buat apa butuh kain extension kalau toh akhirnya ia tutupi juga ? in my simple way of think, kenapa juga gak pakai Rok yang lebih panjang, supaya ga 'sibuk' nurunin rok mininya, atau menutupinya dengan selembar kain?

Mungkin kamu bisa santai saja dengan terus seperti itu. Merasa kamu ber-HAK melakukan hal itu. Tapi jangan salahin juga mata lelaki melotot hingga memutar kepalanya 'demi' melihat tontonan gratis itu. Mereka juga punya HAK yang sama untuk melihat. Nanti, kamu bilang itu matanya jelalatan. Ya gak lah. Laki-laki normal, pasti reflek melihatnya. Namun demikian, untuk laki-laki pun sudah diperingatkan untuk menjaga pandangan. Tercantum dalam QS 24 : 30
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
kalau kita bicara HAK, bukankah ada kewajiban yang harus dipenuhi?
Apalagi, ini yang me-WAJIB kan adalah Allah. Bukan aku yang ngomong lho...
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Al-Ahzab 30 : 59) 
Yaa muslimah ! Allah sudah perintahkan untuk menutupi seluruh tubuh kita. Menutupi aurat. Boleh gak pakai jilbab, hanya untuk mahram-nya saja.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Nah, masihkah asyik pakai Rok Mini ?

Yuk Berhijab ! memang sudah waktunya, muslimah yang mulia dalam pakaian yang mulia, tertutup dengan baik. Yuk Berhijab ! bukan hatimu dulu yang harus kau luruskan, tapi hijab itu akan meluruskan dirimu. Yuk Berhijab ! Tak ada manusia yang sempurna, kalau kau bilang sebelum berhijab itu harus baik dulu. Yuk Berhijab ! Usah kau pikir-pikir, karena semakin ditunda, semakin banyak mudharatnya.

Pakailah selembar kain itu, untuk menutupi kepalamu. Menjulur indah di dadamu. Menghias anggun ditubuhmu. Kau cantik, dan semakin cantik dengan ketaatan memenuhi perintah-Nya.

Minggu, 03 November 2013

Hadiah Terindah (lagi)

Aku tak tahu apa yang merasuki hati dan pikiranku malam itu.
Aku agak tersinggung saat suamiku hanya komentar lumayan untuk teh buatanku. Teringat paginya, saat aku buat martabak mi. "Abi, enak gak?" suamiku hanya manggut-manggut sambil meneruskan menghabiskan sisa martabak di piring.

"Abi, menghargai istri kan juga perlu. Bilang enak sekali-kali kek!" protesku.

"Kan, ga perlu diungkapin Yang... yang penting kan aku habisin."

Aku agak jengkel. Tapi mataku terlalu sibuk nonton TV. Ku simpan lagi perasaan itu. Perasaan ingin dihargai. Dinilai sebagai seorang istri.

Saat kami sudah beranjak ke kamar. Dikasur berdua, ku tatap punggung suamiku. Saat ia sedang sibuk memainkan Handphone, ku buka lagi pembicaraan yang jadi kekesalanku. Keluh kesahku selama ini.

"Abi emang ga pernah bisa hargai istri. Istri kan jg pengen sekali-kali dipuji. Dinilai sama suaminya. Kalau dibilang bagus, itu istri rasanya bangaaaa banget, Bi. Abi kenapa ga pernah bilang bagus. Tapi cuma lumayan" aku mendengus kesal.

"Aduh Sayang, enak kok. Kalau ga enak masa dihabisin?" Canda suamiku.

"Kamu juga ga pernah bilang aku Cantik. Bohong dikit gapapa kali, Bi" aku menimpali

"Aduh, kamu cantik banget malam ini, Sayang" masih menggodaku.

"Ah, udahlah... aku ga butuh pujian dari Abi. Ngarep sama Abi mah ga guna. Ngarepin Allah aja. Allah itu sebaik-baik pemberi nilai. Seadil-adilnya, Bi" kataku pasrah.

"Kenapa sih Yang ngarepin dinilai? Nilai itu cuma angka. Buatku, kamu itu gak ternilai. Apapun yang kamu kasih ke aku, gak akan aku protes. Karena itu gak ada nilainya, Yang. Kamu itu lebih dari apapun, pokoknya ga ternilai"

Dheg... batinku terenyuh. Hingga tawanya membuyarkan semuanya....

"Hahahaha, barusan aku ngomong gitu romantis gak? pasti kamu deg-degan tuh..." candanya.

"Ihh, aku ga butuh ! Udah ah aku mau tidur ! Tp sini pinjem HPnya dulu !" hardikku.

Ku buka home facebookku. Selintas satu-dua status. Hingga ku temukan sebuah status ;

""Hadiah tak selalu terbungkus dengan indah. Kadang, Allah membungkusnya dengan berbagai
masalah,namun didalamnya tetap ada berkah." 

Sejurus kemudian ku peluk suamiku dari belakang. Ku menangis di bahunya. Aku menangis hingga membasahi bahunya. Karena, baru saja aku merasa dipukul sesuatu yang tak nampak. Hatiku baru saja diingatkan tentang keindahan Syukur & Sabar. Suamiku tadinya diam saja, hingga ia merasakan air mataku yang hangat bertanya pernuh kebingungan.

"Kenapa Sayang?" Tanya suamiku bingung.

Aku sesenggukan, aku tak sanggup mengatakan yang sebenarnya. Kenyataan bahwa, aku terlalu bodoh menyadari ini semua. 

"Kenapa, Yang?" Tanyanya saat belum juga ada jawaban dariku. Saat ini ia telah memutar badannya untuk meraba wajahku. 

"Aku... aku takut Yang... hiks... takut saat aku meninggal lebih dulu, dan kamu tidak Ridho padaku. hiks hiks... Atau sebaliknya, saat kamu meninggal, hiks... kemudian kamu tidak Ridho padaku. hiks... Aku takut Yang. Aku takut kehilangan cintamu. hiks hiks" Jawabku seseunggukan. Makin banjir air mataku yang turun. Suamiku membelai lembut kepalaku. Memelukku dalam tangannya lebih erat. Dia memang pendiam. Kecuali untuk menggodaku, dia ahlinya. Selebihnya hanya diam. Buat dia, diam itu emas. Lebih baik diam saat marah, lebih baik diam jika tak bisa berkata baik. 

"Abi, bukankah hadiah itu tak selalu harus dibungkus kertas kado yang indah? Tak perlu pita indah, dan sebagainya. Terkadang, hadiah pun tak harus terbungkus indah dan rapi. Tapi itu tak merubah nilainya sebagai sebuah hadiah kan?" Aku masih sesenggukan... ya Allah... izinkan hamba untuk mengatakannya.

"Bi, ini rencana Allah untuk kasih Abi yang gak bisa muji aku. Ini hadiah dari Allah supaya aku lebih bersyukur, lebih bersabar. Allah kasih suami yang kaya Abi karena aku belum bisa sabar" Kata-kata itu meluncur atas izin perasaan yang teramat dalam setelah menyadari semuanya. Betapa Allah MahaKuasa atas segala sesuatu. Betapa Allah Sang Pemilik hati ini, dengan mudah saja membalikkan hatiku. 

Kami hening. Hanya suara tangisku, kipas angin, dan suara tv menemani. Kami hening. Mencerna masing-masing apa yang baru saja terjadi. Suamiku tetap terdiam. Tangannya lembut membelai kepalaku. Kemudian mengecup keningku. Aku makin memeluknya erat. Pelukan ini sungguh berarti lebih dari apapun yang harus suamiku katakan. Aku tak memerlukan balasan kata-kata darinya. Sungguh cukup kecupan itu membuatku lebih tenang. Dan aku lebih tenang, karena suamiku Ridho padaku. 




Kamis, 31 Oktober 2013

Magis !

Saat ada denyut kehidupan di rahimku,
mual-muntah menjadi rutinitasku.
fisik cepat lelah... badan terasa sakit.

Berebut naik Commuterline jadi hal yang harus kupastikan untuk lebih hati-hati
agar tidak terhimpit, agar tidak jatuh.

Proses ini, perasaan ini, semuanya tergambar dalam satu kata ; Magis.

Ya, kamu itu magis dalam perutku Nak. Membuatku belajar tentang banyak hal.
Aku jadi terbayang bagaimana ibuku merasakan hal yang sama saat mengandungku. Bagaimana aku, yang tadinya zigot kemudian tumbuh kembang hingga menjadi suatu bentuk yang dinamakan janin.

Perkembanganmu dalam rahimku, menyebabkan aku harus mengalami sakit. Pertumbuhanmu, membuatku mual-muntah. Ah, semua itu tak mengapa. Tak masalah Nak... karena aku tahu, ibuku pernah merasakan yang sama ketika mengandungku. Proses ini tak mudah, tapi sungguh menyenangkan bagiku.

Nak, kehadiranmu dalam rahimku telah membuka mataku lebih dalam soal ibuku. Ya, inilah mengapa kedudukan ibu lebih mulia 3 derajat dari ayah. Karena, proses kehamilan ini, awalnya saja sudah berat. Berat Nak... tapi para ibu pasti rela. Demi mendengar tangis pertamamu.

Sayang, tumbuhlah dengan baik. Tumbuhlan dengan sehat dan sempurna. Ibu akan selalu berusaha memberikan dan melakukan yang terbaik untuk Magis yang Allah anugerahkan, Allah percayakan, Allah amanahkan padaku.
Nak, jadilah anak sholih/ah, pelita mata kami, penyejuk hati kami. Aamiin ya Robbal'alamiin.

Selasa, 10 September 2013

Jelajah Goa Buniayu

Jarak yang relatif mudah terjangkau dari Jakarta, menjadikan Sukabumi salah satu daerah tujuan wisatawan lokal. Dengan waktu tempuh kurang lebih 4-5 jam, mobil kami tiba di salah satu rumah di kawasan wisata Buniayu. Kebetulan, perjalananku kali ini kami menumpang di salah satu rumah teman yang memang tinggal di kawasan wisata buniayu. Lumayan untuk menghemat biaya penginapan... hehehe

Pagi Buta - Mejeng dulu
Kegiatan Caving (menyusur Goa) Buniayu kami mulai pagi-pagi sekali. Ada beberapa kloter keberangkatan tim yang menyusur Goa. Pagi, sekitar jam 7 dan siang jam 1. Aku, suamiku dan temanku ikut rombongan pagi. Karena hanya bertiga, kita harus numpang dengan tim lain agar jumlahnya minimal 7 orang, maksimal hingga 15 orang per team sekali keberangkatan. Sedangkan dalam satu pagi, bisa 3 team yang masuk ke Goa. 
Deg-degan, tentu saja. Pengalaman baru bagiku untuk Caving. Biasanya, ya aku hiking. Memang dunia pecinta alam yang ku geluti waktu STM baru membawaku ke dunia hiking. Ya, sedikit2 belajar wall climbing juga. 


Briefing Sebelum Masuk Gua


Meluncur Ke Dalam Gua
Lengkap dengan seragam khusus caving yang disediakan pengelola, kami bersiap masuk mulut gua satu per satu. Bergantian, kami meluncur ke dalam gua di kedalaman kurang lebih 30 Meter ke perut bumi. 

Perjalanan dimulai dengan melewati batuan besar, agak berlumpur, kemudian jalur air. Keajaiban pun terhampar ruah didepan mata. Betapa Indahnya, betapa Maha Kuasanya Allah menjadikan perut bumi keindahan tak terkira. 

Stalakmit & Stalaknit yang kami lewati, usianya ratusan bahkan jutaan tahun. Jelas dari bentuknya yang besar. Air dari permukaan tanah bisa meresap dan menjadi tetesan di dalam gua, prosesnya hampir satu tahun. Setiap 100 tahun, stalaknit baru tumbuh sepanjang 1 Cm.



Stalaknit yang dihadapan kami, panjangnya lebih dari 1 meter ! luar biasa. Kehadiran manusia di dalam gua, sepertinya jg akan sedikit mengganggu pertumbuhan stalaknit. Pemandu kami mengatakan, jika disentuh, maka pertumbuhannya akan melambat.





Cukup Banyak Jalan Terjal
Perjalanan makin seru, makin menarik. Semakin kedalam, semakin menakjubkan. Ya, ada keajaiban seindah itu, dalam kegelapan abadi. Siapa lagi yang berkuasa menciptakan ini semua? 

Setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam, jalur mulai sulit. Berlumpur tebal sepaha orang dewasa ya kurang lebih 80 cm. Pemandu mengusulkan untuk melepas boot kami. supaya tidak tertinggal dalam lumpur. 






Dalam Lumpur
Perjalanan lumpur ini, adalah medan tersulit. Selain melewati jalan berbatu, licin, curam, kemudian harus berjuang mengangkat kaki dari lumpur, dan, melewati tangga bambu dalam gua yang cukup menyeramkan. Sepertinya, keluar dari gua ini kami sudah lulus jadi kopasus. hehehe.




Jalan Terjal
Setelah melewati jalan berlumpur yang cukup dahsyat, akhirnya kami melihat cahaya. Ya, ujung gua nun jauh diatas sana. Bagai melihat puncak, kami semakin semangat untuk mendaki gunungan lumpur lebih keras. Alhamdulillah, sampai di mulut gua. Setelah kurang lebih 2,5 jam perjalanan. 




Aku cukup heran, cepat sekali perjalanan kami. Sempat blogging sebelum memutuskan kesini, perjalanan ditempuh sekitar 4-5 jam. Padahal, di dalam gua sudah termasuk foto-foto. 

Tubuh kami yang penuh lumpur, tidak mungkin rasanya kalau langsung kembali ke basecamp. Dengan pick up, kami menuju Curug Bibijilan. Main air, sambil bilas. Cuci bersih baju kami, sambil foto-foto. Airnya segar. Tempat wisata ini gratis (pada saat kami masuk kesana). 

Bermain cukup puas, saatnya kembali ke tempat menginap, dan siap-siap kembali ke Jakarta.
Perjalanan yang amazing buatku dan suami. Jadi Honeymoonture yang tak terlupakan. :)


****
Harga Tiket Masuk Goa : Rp 80.000 / Orang (include Wearpack)
Harga Penginapan Disekitar Goa : Rp 100.000/Kamar
Harga Sewa Mobil Pick Up jemputan : Rp 10.000/orang (diserahkan langsung ke Supir)

Rabu, 31 Juli 2013

To Be With You

Sebulan terakhir ini, aktifitasku berubah drastis. Ya, sejak kamu resmi jadi suamiku. 
Aku jadi lebih lelah. Padahal, aku belum memasukkan agenda masak harian untuk kamu. 
Ya, aku jadi lebih lelah. Bangun lebih pagi, membantu mengurus bajumu. Menyiapkan kebutuhanmu. Kamu lebih penting dari aku. 

Tapi, segala yang kulakukan kini memiliki arti yang lebih. Ya sayang, sangat berarti buatku. 
Setiap hal yang kulakukan untukumu, untuk rumah tangga kita, Insya Allah para malaikat bermunajat memanjatkan do'a untukku. 

Saat aku mulai terlihat lelah melakukan pekerjaan rumah tangga, kamu akan selalu menyemangatiku "Sayang, Allah Maha Tahu, dan Maha Menilai. Tiap Peluh yang kamu keluarkan, kelak akan bersaksi bahwa kamu melakukan ini semua untuk suamimu, dan aku Ridho"
Rayuan paling manis, rayuan paling gombal, rayuan yang membuatku terharu untuk segera melanjutkan aktifitas. 

Apapun yang saat ini kulakukan, selalu ingin kulakukan bersamamu. Belanja, memilih perabot, beli buah, tidurpun rasanya tak nyenyak tanpa kamu disisiku. Bahkan, tak melakukan apapun, saat hari minggu santai dirumah, aku hanya ingin bersamamu.
to be with you is all that i need

Selasa, 30 Juli 2013

Trip To Baduy

Liburan akhir tahun 2012 memang sudah lewat sepekan. Tapi, bukan berarti ga bisa liburan dong ?
Seorang teman membawa saya pada satu komunitas, backpacker indonesia. Cuma ikut-ikutan aja sih, mengisi liburan yang tertunda. Batal ke Pangrango, dan memutuskan untuk ikut teman-teman baru ini ke Baduy.

Perjalanan saya pagi itu dimulai dari stasiun Klender Baru, stasiun terdekat dari rumah, naik KRL Commuterline ke stasiun Tanah Abang. Transit dulu ke stasiun Manggarai, untuk kemudian naik Commuterline ke Stasiun Tanah Abang.

Di Tanah Abang,kami janjian di depan ATM BRI. Setibanya disana, sudah ada sekumpulan orang yang hampir seluruhnya belum saya kenal. Maklum, baru sekali ini saya ikut trip bareng komunitas ini. Kenalan dengan beberapa orang yang ternyata sudah saling mengenal dengan trip-trip sebelumnya. wah, gak nyangka bisa dapet banyak teman baru dari berbagai kalangan disini.

Puluhan tiket dibagikan oleh Koordinator tim ke masing-masing peserta. Tertera tiket bertuliskan "Rangkas Jaya" tanpa tempat duduk, Rp 4000,- saja. Segera kami menuruni anak tangga menuju peron 6, kereta sudah terparkir disitu. Sesuai dugaan saya, kereta ini mirip dengan kereta ekonomi jarak jauh lainnya. Mirip dengan kereta Progo (tujuan Jogja). Penumpang bebas memilih duduk dimana saja. Hebatnya, tidak ada pedangan asongan disini. Hanya ada petugas berpakaian putih-hitam, mondar mandir menawarkan makanan/minuman, pedagang resmi diatas kereta.

Rangkas Jaya melaju perlahan tepat pada pukul 7.50 menuju sisi barat Kota Jakarta, tujuan akhir stasiun Rangkas Bitung. Pertama kalinya  naik kereta menuju Sisi Barat Jakarta. Melewati stasiun-stasiun seperti Palmerah, Serpong, Rawa Buntu, dsb. - yang tadinya hanya saya lihat di papan petunjuk KRL Commuterline. hehehe

Perjalanan ini cukup menyenangkan, gak nyangka, baru sadar, kalau Tangerang itu dekat dengan Bogor. Sepanjang perjalanan kira-kira masuk Serpong, kita bisa lihat keindahan barisan Gunung Gede-Pangrango. Gunung yang selalu saya rindukan. Kapan-kapan saya ceritakan ya :)

Pukul 9.30 tepat Rangkas Jaya terparkir di salahsatu peron Stasiun Rangkas Bitung. Kelompok berkumpul diterminal sisi belakang stasiun, naik mobil tanggung menuju Ciboleger. Orang kita biasanya sebut dengan mobil Elep, meskipun ditulis Elf Colt. :)

Senin, 10 Juni 2013

menjelang hari

Tak pasti rasa apa yang melanda. Semua pasti ku jalani.
Tak merasa tidak merasa. Semua terlalu rumit untuk dijelaskan.
Bukankah, tak semua butuh penjelasan? biarkan ia menari.
Atau, biarkan ia mengalir, mengikuti iramanya bersama senandung alam.


Tapi, andai ada yang bisa menjelaskan padaku, bagaimana menghadapi ini semua? kupastikan dia disisiku sekarang. Kurang dari satu minggu lagi, menjelang hari itu. Tak perlu penjelasan apapun untuk mendefinisikan perasaan itu. perasaan tetaplah perasaan. perasaan tak pernah bisa menjelaskan dirinya.
karena, hanya hati yang mampu menjawab.

Harapku, Pencipta memberiku kekuatan untuk menghadapi sang waktu.
agar kelak, aku dapat menjelaskan perasaan ini dalam lukisan kehidupan yang indah.

Jumat, 03 Mei 2013

Derai Tawa, Rintik Air Mata

Gak tau kenapa tiba-tiba mau tulis ini. Selain karena keadaan yang Semakin absurd dalam hidupku saat ini, sangat butuh loncatan yang lebih serius dari sekedar bangun pagi, lalu berebut naik Commuter Line, lalu bekerja, dan pulang saat hari gelap.

Tiga bulan lalu, saat akhirnya ada seorang pria yang tak asing dalam hidupku datang menemui orangtuaku untuk meminangku. Aku sungguh, terkejut. Dan perasaan berikutnya adalah : Bahagia.
Perjalanan panjang pacaran yang membosanakan, pertengkaran yang jadi rutinitas harian. Kegalauan yang merayap di dinding hati yang rapuh. Seketika itu semua terlupakan, berubah menjadi rangkaian mimpi, keinginan dan harapan, serta pembicaraan menghangat di ruang keluarga rumahku ; Pernikahanku.

Aku, Mas-masku, Adik, Ibu, kami saling melempar canda untuk semakin meledekku. Aku malu sekali, merah rasanya. Gentar hatiku, tapi aku senang.

Terbayang sudah, aku berdiri disampingnya menjadi sepasang pengantin. Lalu kemudian, aku membuatkan sarapan untuknya. Menanti kehadirannya pulang kerja. Atau, mendidik anak-anaknya. Ah.... semua itu, Insya Allah akan segera terwujud.

Kini dirumah mulai 'ribut' soal Undangan, Souvenir, bahkan menu makanan sudah dibahas jauh-jauh hari. Konsep acara mau seperti apa. Kami banyak berdiskusi untuk hasil terbaik, bahkan, tak jarang berdebat. Meski akhirnya, aku harus mengalah. Karena, aku yakin bahwa debat tak menyelesaikan masalah. Sejauh hal itu tidak melanggat syariat Islam, So Far So Good.

***

Bahwa hidup tak selalu seperti yang kita harapkan. Saat tekanan mempersiapkan hari Indah itu, saat butuh seseorang untuk mengungkapkan segalanya, maka saat itu pula, Allah menakdirkan hal lain. Allah berkehendak menguji kesabaran kita.

Dia dengan tangan-Nya menguji, sanggupkah kita melewati ujian ini? Tak jarang aku menyimpan kesal, menyimpan perasaan yang sangat tidak diharapkan muncul, Marah. Semua ini membuatku menjadi lebih sensitif dari apapun. Apalagi, saat pendapat tidak didengar. Bahkan, bukannya tidak didengar. Tapi memang tak mampu mengucap, karena calon suami sibuk.

Kamu semakin jauh, saat semuanya semakin dekat. Demikian yang sering aku gumamkan dalam kesendirianku. Duhai. Hal itu lah yang membuat pertengkaran semakin sering terjadi. Aku butuh perhatian, disatu sisi aku juga harus mengerti bahwa, calon suamiku tengah memenuhi tanggun jawab perusahaannya.

Sering aku mengasihani diriku sendiri. Mengapa harus merasa begitu sendiri ditengah keramaian?

***

Aku tak bisa terus begini. Kehidupan Rumah Tangga yang sebenarnya baru saja akan dimulai. Inilah ujian kedewasaan itu. Bagaimana kita menghadapi suatu masalah, tanpa masalah. Bagaimana seharusnya kita bersikap, bagaimana kita harusnya memahami keadaan orang lain.

Ya, hanya dengan memahamilah ini semua jadi lebih baik. Tak mudah memang, tapi bukankah semua permasalahan yang kita hadapi selalu ada jalan keluarnya? Permasalahan itu bukan datang dari orang lain, tapi dari diri sendiri. Diri ini yang tak ikhlas menerima sesuatu yang bukan sesuai kehendak kita.

Alhamdulillah, kajian-kajian dikantor mengenai kehidupan rumah tangga kelak banyak membantuku dalam memanage serta memperbaiki keadaan emosi diri. Menjadi ibu rumah tangga, bukan suatu yang mudah, namun tak jua sulit. Jika sulit, tak ada kita, anak-anak yang sanggup menuliskan kisah kehebatan ibu kita, bukan?

***

Rintik Air Mata dihatiku kini mulai sirna. Semakin aku menyadari, calon suamiku adalah laki-laki yang hebat. Tak mudah terprovokasi ulahku, yg akan hal-hal yang membuatnya semakin stress. Pernikahan ini, pekerjaannya, keluarganya, dan diriku. Aku percaya bahwa, tak ada niatnya untuk mengabaikanku. Hey, itu jam kerja kan?. Tak ada niatnya untuk menyakitiku. Tak ada niatnya untuk tak menceritakan masalahnya padaku. Karena tabiatnya laki-laki, mampu menyelesaikan masalah dalam diamnya. *ingat kajian hari ini :)

Proses ini, sungguh-sungguh mendebarkan. Aku akan tetap melukis kisahku, entah itu bahagia, sedih, kita semua punya bagian masing-masing. Maka, proses ini melibatkan derai tawa, mengurai rintik air mata. Tak terbantahkan.



Minggu, 07 April 2013

the undelivered


Selintas bayangan ayah hadir. 
jelas sekali deretan gigi putih-rapinya seolah masih dihadapku 
Bila rindu ini dapat kusampaikan langsung padanya, tentu akan 
kusampaikan dengan khidmat dalam dekap dan kecupan hangat. 
Seringkali, kita malu untuk katakan padanya : aku mecintaimu 
ayah, Sungguh. 



Padahal, hal itu lah yang dirindukan ayah dari kita 
Hingga ia tiada, barulah kita merasakan bahwa ; betapa masa yg 
kita lalui dulu amat singkat. Bahkan mengatakan kalimat seindah 
itupun tak sempat. 


*Repost dari Catatan FB

Kamis, 28 Maret 2013

Kisah Dalam Foto

Fotografi? Aku belum punya kamera yang mumpuni untuk menangkap objek secara maksimal. Hanya ini, yang mampu ku bingkai dalam ceritaku.


Aku dan lukisan senja. Foto ini kuambil saat sedang dibonceng temanku diatas motor. Aku hanya, terpesona.  

***


Kursi Roda dan Koran. Terlalu banyak pengemis di Jakarta. Dari yang benar-benar cacat, atau pura-pura cacat. Kebanyakan yang pura-pura. Tapi kekurangan Fisik bukanlah penghalang besar bagi pemuda ini untuk tidak mencoreng wajahnya dengan  mengemis. 

***


The New 'Stairs'. Aku pernah lihat ada pembangunan tangga Shelter TransJakarta beberapa kali saat persis melintas di depan Capitol Park, Salemba Raya. Tapi aku tak pernah menduga, hasilnya seperti ini. Berharap, seluruh Shelter TransJakarta bisa mengaplikasikan ini. Pasti budgetnya lumayan ya... :)

***


Keahlian Lain. Sebagai seorang administrasi yang mengemban tugas untuk mendokumentasikan Ribuan data dalam bentuk HardCopy, ketelitian, kerapihan pekerjaan sangat diperlukan. Selain itu, harus kuat angkat-angkat binder-binder bolak-balik dari lemari ke meja kerja. Tanganku agak lemas setelah seharian ini membawa mereka bolak-balik ; Lemari-Meja Kerja-Lemari-Meja Kerja (lagi). Sekarang, waktunya mengembalikan mereka ! 

***


Rabu, 20 Maret 2013

Menghargai Pekerja(an)

Kesibukan yang kualami akhir-akhir ini buatku agak sedikit tertekan. Selain harus me-manage diriku sendiri agar mengerjakan segalanya tepat waktu dan sesuai dengan permintaan atasan, aku jg harus mengerjakan segalanya dengan baik. Jangan mengeluh, karena itu akan membuat energimu terbuang sia-sia. Pesan atasanku saat baru-baru masuk kerja. 

Menjadi seorang pekerja bukan hal yang mudah, tapi bukan juga untuk dipersulit. Lha iya, kita itu harus tetap bekerja untuk tetap berpenghasilan. Uang tak mungkin datang dengan sendirinya hanya dengan ongkang-ongkang kaki dirumah. Orang yang sudah bisa berpenghasilan metode Passive Income hanya mereka yang dulunya sudah berlelah sepanjang hari agar usahanya maju. Tetap saja, judulnya : Bekerja.

Selasa, 19 Maret 2013

Andai Aku di Posisimu

Akhir-akhir ini suka mikir tentang satu pertanyaan ; Cowok yang ditinggalin pacarnya kawin, berarti cewek itu salah (?)

Dulu, punya temen yang mengalami kejadian ini. Gak pernah nyangka, pacaran yg sudah beruban (bertahun-tahun) akhirnya kandas, dan ceweknya nikah dengan sang mantannya dulu. Kurang tau persis gmn kejadiannya, tapi orang-orang terdekatnya (termasuk aku gak ya ? ) pasti akan menilai cewek itu yang salah.

Jumat, 08 Februari 2013

Diakah ?

Dear God, 

Peristiwa akhir-akhir ini kembali menukil kisah lama. Persoalan lama. Hal yang itu-itu saja. Klasik.

Disaat aku berani kembali bermimpi, kembali menemukan kenyataan bahwa, asa itu masih ada. 

Kami bertengkar, hebat. 

Tuhan, diakah orangnya?


my review on goodreads

Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3)Pukat by Tere Liye
My rating: 5 of 5 stars

buku ini membuat saya begitu bergetar. mamak yang galak, tapi penuh cinta dan kasih sayang. bapak yang lembut, namun penuh ketegasan.
mereka adalah contoh orang tua yang baik dalam mendidik anak2nya.

jaman sekarang, masih nemu gak ya orangtua yang kaya mereka ? atau, anak-anak macam pukat ?

View all my reviews