Minggu, 29 Januari 2012

Adikku

Dia lahir 15 bulan setelah aku dilahirkan.
kami tumbuh seperti anak kembar.
Kembar ?
yap. tanggal lahir kami sama, hari pun sama, bahkan menurut orang jawa, hari pasaran kami pun sama.

Ibu, (mungkin, atau pasti ya? hehehe.. ) bahagia sekali atas kelahiran kami.
aku anak perempuan pertama bagi ibu. (sudah 3 kali ibu melahirkan anak laki-laki)
adikku, menyusul tak lama saat aku masih lucu-lucunya, gemes-gemesnya, baru bisa bicara, dan belajar jalan. aiih... manisnya aku dulu, hehehe...



kata kembar, itu muncul dari tetangga, sanak saudara, yang sepintas melihat kami
hal tersebut, membuatku sering sekali salah dipanggil.
ini bikin aku bete, yaa iyalah... aku kan Desy, bukan Sinta ! cakepan aku gitu loh ... heheheh :p

Fakta kehidupan sehari-hari kami meskipun tidak kembar, tapi ibu memperlakukan kami seperti anak kembar. kalian tau gak, aku dibeliin jepitan rambut yg sama persis dengan adikku. tapi aku warna Ungu, adikku warna kuning.
Baju perayaan ultahku yg ke 3 juga gitu. aku warna biru dongker, adek warna merah.
Oh Gosh, kami benar-benar terlihat k-e-m-b-a-r.
sampai-sampai, kado2 ultah kami pun jadinya dikasih 2 pasang.
Kalau Adikku ultah, aku juga dapet kado yg sama. Bgitupun sebaliknya.

Ternyata, hal ini belum cukup untuk "mengembarkan" kami.
you know what ? Ibu sering cerita, betapa repotnya megurus kami.
sampai-sampai, ibu berhenti kerja dari posisinya yg cukup nyaman waktu itu.
Kalau aku sakit, seminggu kemudian, adikku sakit.
Kalau aku tidur, adikku terbangun... begitulah terus... makanya ibu butuh 'extra power' untuk mengurus kami.

Kerepotan ibu gak cuma sampai situ.
aku Sering baangeeettt berantem sama adek.
berebutan mainan lah, berebutan baju lah (ini salah satu alasan ibu kenapa kalau beli harus 2, dan sama. hehehe :p), berebutan uang (kecil-kecil udah ngerti uang lho :D)
yang gak itu, berebutan ibu... (ya gimana jga ngebaginya :p )

Yah, secara aku itu lebih tua, secara psikologis anak-anak (jaman itu, sekitar 10 thn yg lalu)
ngerasa kalau, Adek itu harus nurut sama Mbaknya, harus ikutin kata Mbaknya, kalau gak nurut, emang mau gak ditemenin?

Wah, kejam benar aku jaman itu.... hihihihi :p

Tapi ya namanya juga anak-anak, namanya juga Saudara kandung, namanya juga punya ikatan,
berantem mah hayuk, tapi kalau gak ada dicariin...
Mbak Kemana ? Dede kemana ? it's normal.
itu gak cuma terjadi di keluargaku lho, pasti keluarga kalian jg gitu kan, ada berantem2nyaa ? hihihi...

Ya namanya jg kakak, harus bisa kasih contoh ke adiknya.
bisa kasih panutan, bisa lebih dewasa dari adiknya.
umurku emang gak beda jauh...
tapi secara pembentukan dan pematangan diri aku jauh lebih unggul.
(atau disebut dewasa sebelum waktunya ya ? hehehe)

Adikku, secara pematangan berpikir masih jauh dari kata Dewasa.
aku sangat memahami hal tersebut. itu mungkin namanya Sindrom anak bontot yah ? hehehe....
itu normal dan sangat wajar.
tapi kadang, aku sangat terbebani dengan hal tsb.
why ? yaa... mau sampai kapan sperti ini? dengan umur yg sama dengan adikku sekarang, pemikiranku sudah jauh melampaui umurku.

Aku hanya bisa mendoakan, semoga kelak ia diberkahi pengetahuan luar biasa tentang hidup, bahwa hidup itu adalah perjuangan.

Hari ini, aku mungkin belum bisa jadi kakak yang baik untuknya.
Belum bisa jadi contoh apalagi panutan yang pantas untuknya.
Entah, any how, aku sangat ingin melihat ia bahagia.
serta mendapat yang terbaik dalam hidupnya.

Semoga Allah, mempersatukan kami di JannahNya.
aamiin.

for my beloved sista, Love you Cause Allah...

4 komentar:

blogger yang baik, selalu meninggalkan jejaknya ;)

my review on goodreads

Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3)Pukat by Tere Liye
My rating: 5 of 5 stars

buku ini membuat saya begitu bergetar. mamak yang galak, tapi penuh cinta dan kasih sayang. bapak yang lembut, namun penuh ketegasan.
mereka adalah contoh orang tua yang baik dalam mendidik anak2nya.

jaman sekarang, masih nemu gak ya orangtua yang kaya mereka ? atau, anak-anak macam pukat ?

View all my reviews