Kamis, 20 September 2012

Hadiah untuk Bapak

Malam itu hujan deras sekali. Cemas aku intip dari jendela ruang depan, demi melihat genangan air di depan rumah. "Duh, airnya mulai naik". Aku kembali ke ruang tengah, melanjutkan belajar. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah, suaranya agak pelan. -sepertinya dia sudah menunggu agak lama. Aku segera melangkah ke daung pintu ketika samar-samar ku dengar suaranya.

"Eh, mbak Dian, masuk mbak. Ada apa ya?" Sapaku.
"Ibu ada gak, Dek?" tanya Mbak Dian. "Iyah, bentar" kataku sambil melangkah ke Ruang tengah.


Beberapa saat kemudian

"Mbak, itu.. ibu.." Kata-kataku terputus
"Dek, itu ada yang nyariin di depan"
"Siapa ya mbak?" tanyaku penasaran
"Itu, kaya kurir gitu deh... antar sesuatu" Jawab Mba Dian

Segera Ku langkahkan kaki ke teras depan, air sudah mulai masuk ke teras depan. Saat fokus ke air, aku melihat sesosok laki-laki agak gemuk, berdiri depan pagar dengan payun merah besar. Celananya digulung, pakai topi. Aku belum menyadari siapa gerangan yang hujan-hujan deras beginin datang kerumah. Mau apa?
saat tangan yang lain sibuk membawa payung, satu tangan lainnya dengan tegap membawa kotak, agak besar.

"Maaf, siapa ya?" tanyaku penasaran, "Selamat Ulang Tahun anakku...." Jawabnya
"Oh, Bapak.... ya ampuuun..... Makasih ya Paaak....." kemudian aku mencium tangannya dan kedua pipinya.

Duhai, yang kuingat Sejak usiaku 4 tahun, Bapakku tak pernah menginjakkan kakinya kerumah ini lagi, kecuali malam berhujan deras itu, demi mengantar Kue Ulang Tahun Spesial untukku.

Aku masih mengingat detail kejadian malam itu. Malam hujan deras. Siapapun pasti enggan keluar dari peraduannya. Malam itu, dengan kemeja lengkap dari kantor, ia sempatkan dirinya mampir ke Toko Kue. Kemudian mengantarnya langsung, kerumahku. Demi aku. Itulah kado paling istimewa, paling indah yang pernah ku dapatkan. 

Kemarin, 20 September. Tepat hari kelahiran Bapakku yang ke 56. ya, Limapuluh Enam, andai ia masih ada di dunia ini. Sekalipun aku belum pernah memberikan hadiah istimewa untuknya. Hadiah untuk Bapakku.

Tuhan, andainya ia masih hidup, tentu aku ingin memberikan hadiah dihari ulang tahunnya. Membalas kasih yang tak mungkin akan pernah berbalas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogger yang baik, selalu meninggalkan jejaknya ;)

my review on goodreads

Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3)Pukat by Tere Liye
My rating: 5 of 5 stars

buku ini membuat saya begitu bergetar. mamak yang galak, tapi penuh cinta dan kasih sayang. bapak yang lembut, namun penuh ketegasan.
mereka adalah contoh orang tua yang baik dalam mendidik anak2nya.

jaman sekarang, masih nemu gak ya orangtua yang kaya mereka ? atau, anak-anak macam pukat ?

View all my reviews