Minggu, 24 Juni 2012

Arti Sebuah Pengorbanan

Jika kita sudah mampu merelakan sesuatu yang amat berharga dalam hidup kita, itulah pengorbanan
Pengorbanan itu besarlah artinya. Sebelum akhirnya sebuah keputusan itu ada, melalui proses melewati milyaran sel-sel di otak kita, menekan segala amarah, menahan ego, memberanikan diri untuk melakukannya dengan Ikhlas dan senang hati, maka itulah pengorbanan

Masing-masing manusia telah melakukan tugas dan part-nya. Melalui perannya.
Apapun profesinya, apapun pekerjaannya, seorang individu adalah Seorang dengan multi peran.


Lihatlah ayahmu, beliau adalah seorang Pekerja. Berperan sebagai seorang pegawai dalam struktur perusahaan. Bertanggung jawab atas nama perusahaan. mengerjakan laporan, dan sebagainya. menjalani peran sebagai seorang P e k e r j a. ya pekerja, melakukan pekerjaannya untuk apa ? dibayar. Dibayar untuk apa ? Dibayar untuk menafkahi keluarganya. Mengapa? Karena, Ayahmu berperan sebagai seorang Ayah yang berkewajiban untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Ayahmu, bukan hanya seorang Pekerja dikantornya, ia juga seorang ayah bagimu, Suami untuk Ibumu, dan Anak bagi kakek-nenekmu.

Itulah manusia Sobat. Berperan.... untuk menjalani kehidupan ini. Berperan, untuk sebuah pengorbanan.
Pengorbanan? lihat kembali ayahmu. Apakah ia mengeluh akan pekerjaannya, yang membuat waktunya lebih banyak di kantor, yang membuat perhatiannya terbagi, yang membuat tubuhnya tergerus angin malam....
Ayahmu, rela waktunya lebih banyak dikantor untuk mendapat lemburan, demi biaya sekolah anak-anaknya. Ayahmu, rela perhatiannya terbagi, karena percaya, anaknya yaitu kamu, pasti akan sekolah dengan baik.
Ayahmu, rela tubuhnya tegerus angin malam, demi melihat wajah ceriamu esok pagi...
Karena tak sekalipun ia memintamu untuk membalasnya. Itulah pengorbanan Sobat. 

Pernahkah kalian membaca Buku Bidadari-Bidadari Syurga ?
Saat aku melihat tentang sebuah pengorbanan dalam keterbatasan. Tapi Batasan-batasan itu hanyalah ciptaan manusia, dibaliknya, Sungguh Kuasa-Nya lah yang menentukan apapun yang terjadi di dunia ini.
Kemiskinan, adalah hal paling dasar, paling berpengaruh untuk membuat seseorang seolah berlomba untuk membalik keadaan. Hal itu adalah sebuah batu loncatan untuk menapaki tangga-tangga kehidupan yang lebih tinggi, lebih kencang angin menerpa, namun tak pernah dirasanya berat.

Seorang pekerja yang berperan menjadi seorang kakak, ingin menjadi malaikat bagi adik-adiknya agar tetap bersekolah. Kakak ? ya... kakak. Banyak sekali dijumpai malaikat tak bersayap ini.
Sang Kakak bekerja, menggantikan peran ayah-ibunya yang karena keterbatasan, entah itu usia, keadaan fisik, atau bahkan telah tiada, berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup adik-adiknya, demi keberlangsungan sekolah adik-adiknya. Sang Kakak tak peduli pulang malam, tak peduli pendidikannya (terkadang) malah terabaikan. Tak mengapa aku hanya lulusan SMA, asal adikku bisa kuliah

Kakakmu, yang seharusnya sudah menikah sekarang, lebih memilih bertahan dalam kegadisan atau bujangnya demi melihat adiknya, yaitu engkau mendaki tangga kehidupan yang lebih baik.
Kakakmu, yang pulang tiap malam demi lemburan, karena percaya, pasti adiknya akan sekolah dengan baik
Kakamu, yang rela menahan keinginannya untuk Kuliah, sekolah lebih tinggi, percaya bahwa adiknya akan mendapatkan sekolah yang lebih layak darinya.
Itulah pengorbanan Sobat...

Bila mampu kulukiskan dengan tinta terindah di langit, akan ku tuliskan TERIMAKASIH atas keihklasan, kasih sayang, serta cinta dari orang-orang yang rela mengorbankan dirinya demi aku. Demi tegaknya diriku sekarang, demi terisinya perutku sekarang, demi tercapainya pendidikanku sekarang.
Aku yakin bahwasannya mereka tak sedikitpun meminta imbalan atas apa yang telah mereka lakukan.
Karena mereka tahu, bahwa, untuk yang lebih baik bagi orang terkasihnya haruslah ada pengorbanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogger yang baik, selalu meninggalkan jejaknya ;)

my review on goodreads

Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3)Pukat by Tere Liye
My rating: 5 of 5 stars

buku ini membuat saya begitu bergetar. mamak yang galak, tapi penuh cinta dan kasih sayang. bapak yang lembut, namun penuh ketegasan.
mereka adalah contoh orang tua yang baik dalam mendidik anak2nya.

jaman sekarang, masih nemu gak ya orangtua yang kaya mereka ? atau, anak-anak macam pukat ?

View all my reviews