Minggu, 10 Juni 2012

kerinduan yang paling ku rindu

Kamis pagi pukul Tujuh.
Aku baru saja tiba di Shelter TransJakarta Kp. Melayu. Baru saja ku melangkah keluar Bus, HP berdering.
Terbaca dilayar HP : "Maswid".
"Assalammu'alaykum, kenapa mas ?"
Suara diseberang menjawab "Kamu dimana de? Bapak udah sekarat, cepet pulang yah...."
Tanpa Ba-Bi-Bu, ku panggil adikku "De, cepetan pulang. Bapak udah sekarat". Langsung saja kami menaiki Bus yang tadi. Sepanjang perjalanan pulang, kami mengurai air mata. Tak peduli orang melihat kami, karena mereka tidak tahu. ya.. tidak tahu.


Saat itu aku pula terlintas kenangan-kenangan bersama bapak. Saat kami kecil, hingga dewasa.
Lima Belas Tahun, tak cukup membuat hati ini kebas akan kabar tentangnya.
Lima Belas Tahun, kami tumbuh tegar diatas karang. Menjalani hari-hari tanpa panutan seorang ayah.
Lima Belas Tahun, tapi hanya butuh Lima Belas Detik kabar yang ku terima, untuk meruntuhkan tembok-tembok ego, dan memberanikan diri untuk menemuinya (lagi).

Yang aku persiapkan adalah, melepas kepergiannya.
aku berpikir, inikah akhir dari hidupnya ya Allah?
akankah aku tak dapat menemuinya lagi ya Allah?
Dosakah aku telah membiarkannya hingga seperti ini?

Air mata kami tak kunjung henti.
Antara ingin menuangkan perasaan, dan ingin menahan diri untuk tetap tenang.
Ya Allah... akankah dia pergi ? masih ada kerinduan di diri ini... inilah kerinduan yang paling ku rindu : untuk memeluknya, bahkan merangkai cerita indah, entah bagaimana.... Berikanlah kami sedikit saja waktu untuk menemuinya.

Sesampainya di Shelter tujuan, kami bergegas naik ojek langsuk ke rumah bapak.
Rumahnya ramai, banyak orang disana. menunggu.
Kami anak-anaknya lah yang di tunggu. Dikumpulkan, untuk merangkai lagi kerinduan.

Payah sekali aku menahan tangis. Tetap terkendali, adikku merangsek di bagian atas tubuhnya.
Bapak terbujur lemah. Tak mampu lagi berucap. Bagian tubuh sebelah kanannya lumpuh. Stroke itu begitu kejam sobat.

Itulah penyakit yang bersumber dari tingkat stress super tinggi.
Intinya adalah satu, penyumbatan pembuluh darah di saluran darah ke otak. Hingga bagian tubuh tertentu tidak mampu digerakkan, terganggu syaraf motoriknya.

Aku hanya mampu mengusap air mataku berkali-kali. Menahan... menahan diri agar tetap terkendali.
sesekali Bapak kejang, ingin berusaha bangun untuk sekedar duduk. Tapi tak bisa... kaki kanannya sempurna kaku. Tangan kanannya kaku. Mata kanannya tak dapat terbuka sempurna.

Ya Allah.... inikah caraMu mendidik kami ?
Menyaksikan kesakitan bapak, membuatku hampir-hampir menyalahkan-Nya. TIDAK.
aku rasa ini cukup adil. Ini hadiah dari-Nya untuk mengurangi dosa-dosa bapak.
Inilah cara Indah dari-Nya untuk mendidik kami, agar mengerti bahwa semua akan ada balasannya.

"Ya Allah, ku titipkan bapakku padaMu. Jika memang ini takdirnya, maka jadikanlah sakit ini sebagai penebus dosa-dosanya. Apapun yang telah ia lakukan padaku, dinding sakit hati itu telah lama ku runtuhkan agar ia mudah menjalani Sakaratul Mautnya.

Ya Allah, Mudahkanlah sakaratul mautnya, sakit ya Allah... Jangan Kau biarkan terlalu lama.
aku sudah Ikhlas untuk melepasnya, karena aku tahu, kematiannya akan lebih baik daripada sekarang.
Ampunilah ia Ya Allah... “Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”"

Aku telah melihatnya berjuang begitu keras untuk bangkit, aku katakan cukup, Pak. Bapak istirahat saja.


Sebelum pergi (yang ku tak tahu bahawa itu adalah perjumpaan terakhirku dengannya)  ku bisikkan : Maafin Cy ya Pak, tak pernah berkunjung bahkan hanya untuk menanyakan kabarmu. Maafin Cy ya Pak, Cy jahat sama bapak. Maafin Cy....  Cy sayang banget sama Bapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogger yang baik, selalu meninggalkan jejaknya ;)

my review on goodreads

Pukat (Serial Anak-anak Mamak, Buku 3)Pukat by Tere Liye
My rating: 5 of 5 stars

buku ini membuat saya begitu bergetar. mamak yang galak, tapi penuh cinta dan kasih sayang. bapak yang lembut, namun penuh ketegasan.
mereka adalah contoh orang tua yang baik dalam mendidik anak2nya.

jaman sekarang, masih nemu gak ya orangtua yang kaya mereka ? atau, anak-anak macam pukat ?

View all my reviews